Wednesday, November 30, 2011

Sebuah Tulisan dari Sahabatku...

Tulisan kali ini bukanlah karya tulisanku, melainkan tulisan dari salah satu sahabatku. Tulisan ini aku posting di blogku karena ini mengingatkanku pada orangtuaku, terutama 'ibuku'.Terima kasih sahabatku... ^_^

"Mari Direnungkan"

      Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namamu tersohor dikampus sana. Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang kau sebut amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis. Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.

      Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

      Anakku, kita memang berada disatu atap nak. Di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Tapi kini dimanakah rumahmu nak? ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut. Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu. Ah... lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal, andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..

      Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu. Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak?

      Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan. Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak? bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

      Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya, disana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana. Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak, andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu, putra kecilku...

      Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu? dimana profesionalitasmu untuk keluarga? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat?

      Ah, waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu...

      Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta, ibu, ayah, kaka dan adik. Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik. Dan hingga saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan. Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan. Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.

      Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini. Saksikanlah, bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan. Karena tanpa ridhamu, mustahil kuperoleh ridhaNya..."

Jujur... Aku jadi sedih kalau membaca tulisan ini... Aku merasa belum bisa apa-apa sekarang. Walaupun aku memiliki segudang pengalaman, namun itu semua bukan sesuatu yang bisa aku berikan untuk membanggakan orangtuaku seutuhnya... Aku tidak bisa berbagi cerita setiap hari dengan orangtuaku... Aku terkadang hanya merepotkan orangtuaku...

Untuk orangtuaku... terutama untuk ibuku...
Disini anakmu berjuang untuk menggapai mimpi-mimpi yang akan membuatmu bangga...
Disini anakmu berjuang hanya atas nama kebahagiaanmu...
Setiap kali anakmu rindu kepada suasana keluarga yang ramai...
Anakmu selalu meneteskan air mata...
Andai jarak dan waktu tidak memisahkan kita, aku ingin selalu ada didalam belaianmu...
Kasih sayangmu tak pernah terkalahkan dengan siapapun...
Sifat penyayang dan sabarmu adalah modal yang berharga bagiku dalam menjalani kehidupan ini...

Untuk Ayahku...
Terima kasih untuk segala cucuran keringat yang telah dicurahkan demi keluarga...
Segala jerih payahmu adalah motivasi dalam perjuanganku...
Segala sifat pantang menyerahmu adalah penguat langkahku dalam menjalani kehidupan...

Untuk Kakek dan Nenekku...
Terima kasih atas jerih payahmu merawatku selama 7 tahun silam...
Terima kasih, engkau telah mengajarkan kepadaku untuk menghadapi hidup yang sulit ini...
Engkau yang telah mengajarkanku dalam mengambil arti kehidupan sesungguhnya...
Sifat kedewasaanmu yang menjadikanku siap untuk menjalani kehidupan ini...

Yaa Allah...
Hanya kepada-Mu aku memohon...
Lindungilah kedua orang tuaku... Lindungilah kakek nenekku...
Jagalah mereka agar senantiasa dalam kebahagiaan dan kesejahteraan...
Berikanlah kasih sayang kepada mereka, sebagaimana mereka memberikan kasih sayangnya kepadaku...

Catatan 'The Little Prince'
sebagai 'seorang anak yang merindukan keluarga'

Wednesday, November 23, 2011

Sebuah Pemikiran part 2

     Mmmmmm... Pembaca jangan bosen yaa baca judul di atas... Judul itu saya buat part 2, karena hari ini saya mendapatkan sebuah kisah lagi mengenai sahabat saya... Mungkin kisahnya tidak berbeda jauh dengan yang kemarin....
     Hari ini, aku mendapatkan kisah baru yang aku dapatkan ketika salah satu sahabatku gelisah untuk menghadapi peminatan di Politeknik Telkom Bandung. Sebelumnya bahas dulu masalah peminatan yaaa... Hehehehe
     Kurikulum di Politeknik Telkom Bandung yang baru, menerapkan sistem peminatan bagi mahasiswa/i semester 4 ke atas. Peminatan itu dilihat dari pilihan mahasiswa/i dan juga ter tertulis yang dilaksanakan secara massal di Auditorium Politeknik Telkom. Masing-masing Program Studi (Prodi) memiliki peminatan yang beragam. Prodi Manajemen Informatika memiliki tiga peminatan yaitu : Database Development, Multimedia and Creative Content dan Software Developmnet. Prodi Teknik Komputer memiliki tiga peminatan yaitu : Network Enginering, Network Programming, dan Embedded System. Prodi Komputerisasi Akuntansi memiliki dua peminatan yaitu : Accounting Information Technology dan Accounting Information System. Mungkin cukup itu saja yaa penjelasan mengenai peminatan.... ^_^ Kembali ke kisah sahabatku...
Boleh dibilang sahabatku dan seluruh mahasiswa/i angkatan 2010 merasakan hal yang baru ini. Secara, sebelumnya kami masih menggunakan kurikulum yang lama. Singkat cerita, sahabatku ini juga salah satu korban yang mengalami kegelisahan sebelum menghadapi tes peminatan. Dia merasa takut dan gelisah, entah apa penyebabnya ia pun ga tau... hehehehe... Dia bercerita kepadaku mengenai hal ini ketika kami sedang menyelesaikan tugas negara.... hehehe.... Dia bilang, "Aku ko deg-degan yaa, gerogi barangkali ga bisa...". "Ga perlu gerogi, tenang aja yang penting dah berusaha... Masalah hasil akhir kita serahkan aja ke Allah SWT...", jawabku. Kemudian dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri, "Iya betul itu, yang penting sekarang Yakini dan Jalani dulu... ^_^". Kemudian aku menjawab lagi, "Yaa betul, Yakini, Jalani dan jangan lupa untuk Syukuri...".
     Kata-kata tersebut yang sekarang menginspirasi perjalanan hidupku... "Yakini, jalani dan syukuri..." kata-kata yang muncul karena terinspirasi oleh sahabatku... Terima kasih sahabat...
Mari kita berjuang untuk meraih mimpi kita masing-masing...
     Lanjutin cerita sebelumnya yaa... Setelah percakapan itu, akhirnya sahabatku menjalani tes peminatannya itu... Dan setelah mendengar kabar darinya bahwasannya dia berhasil mengerjakan soal-soal itu dengan baik, aku pun ikut bersyukur... Setelah itu giliranku lah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tes peminatan yang akan dilaksanakan pada Kamis, 24 November 2011.

Sebuah Pemikiran

     Hari ini ketika aku pulang syuro (b.indo : rapat), aku bertemu dengan sahabat seperjuanganku (NSO crew). Awalnya sekedar iseng membuka pembicaraan dengan bahasan mengenai paspor. Namun, ternyata melebar sampai pembahasan mengenai " Sebuah Pemikiran ".
     Sahabatku berkata, "Aku ga ada semangat banget lhoo... kuliah disini...". "Kenapa mang??", tanyaku. Dia menjawab, "Yaa, karena aku tidak bisa berbuat banyak di bidang akademik, apalagi di 'Informatika'... mungkin berbeda halnya ketika aku kuliah di 'Sastra Inggris' (dia sangat menyukai Bahasa Inggris)... pasti aku sudah benar-benar mantap disana..."
     Dari percakapan yang ku singkat dari aslinya, intinya sahabatku ini tidak cocok dengan pendidikan yang sekarang sedang ia jalani. Malahan dia berfikiran klo dia meneruskan pendidikan disini, dia hanya membuang waktu selama 3 tahun disini tanpa mendapatkan apa-apa yang berarti bagi dia. Wahai sahabatku... Sesungguhnya kau tidak pernah membuang waktumu disini... Segudang pengalaman telah kau dapatkan disini... Apalagi terhitung bahwa kau telah mengikuti dan memenangkan berbagai kompetisi di 'Bidang Inggris'... Itu semua adalah bukan hal yang sia-sia, walaupun memang pada hakekatnya kau menginginkan eksplorasi diri lebih luas lagi dari sekedar kegiatan ekstrakurikuler. Sahabatku, marilah kita coba berpikir sejenak. Sesuatu hal positif yang kita lakukan tidak akan pernah menjadi sia-sia. Berpikirlah bahwa sekarang ini kau sedang memijak batu loncatan yang akan mengantarkanmu kepada kesuksesan setelah kau lulus nanti. Ingatlah, pengalamanmu mengikuti kompetisi dan kepanitiaan akan mencetak mentalmu untuk siap bersaing di ranah yang lain, saat sekarang maupun setelah lulus nanti. Kau punya kapasitas lebih yang perlu dikembangkan lagi. Jadi, teruskanlah langkahmu di kampus ini. Teruslah ukir kehidupanmu disini dengan segudang pengalaman. Ingatlah, akademik tidak selamanya menjamin bahwa kita akan sukses nantinya. Kehidupan di masa yang akan datang lebih menuntut keterampilan kita dalam berinteraksi dengan masyarakat dan problem solving.
     Terkadang pikiran kita selalu berpandangan negatif terhadap apa yang tidak kita sukai. Padahal dibalik itu semua terkandung makna yang justru akan mengantarkan kita menjadi lebih baik. Sesungguhnya pelajaran diluar kegiatan perkuliahan adalah pelajaran yang luar biasa dan tak akan pernah lapuk tersapu oleh sihir waktu. Ketika kita merasa bahwa mengikuti banyak kegiatan di luar perkuliahan adalah melelahkan dan tidak berguna, justru pada saat itulah kita telah kehilangan moment berharga untuk menempa diri kita lebih baik lagi. Kita tidak akan pernah berkembang ketika kita hanya diam saja ataupun selalu 'jago kandang'... Saatnya kita mencoba untuk memberanikan diri menghadapi tantangan diluar kebiasaan kita, cobalah untuk mencari tantangan-tantangan baru yang luar biasa. Kenapa???
"Karena sesungguhnya, kedewasaan itu datang dan akan berkembang ketika kita semakin banyak menemukan tantangan dan menyelesaikan persoalan hidup."
"Kedewasaan akan datang ketika kita berani untuk memandang jauh dari permasalahan yang dihadapi sekarang."
 "Kedewasaan akan mempengaruhi kita dalam memberikan penilaian dan keputusan suatu permasalahan dari sudut pandang yang lain."


     Memang terkadang mudah dalam mengucapkan sesuatu, tapi susah untuk menerapkannya. Namun selama kita berani untuk mencoba dan maju, semuanya akan mampu kita lalui walaupun harus berkali-kali jatuh tersungkur. Semakin sering kita terjatuh... Semakin sering kita mengkaji kegagalan maupun kesuksesan, maka semakin 'kaya' diri kita dengan segudang pengalaman yang berharga.
"Sahabatku... aku tau kau punya potensi lebih dari ini... cobalah untuk berpikir lebih jauh dari kondisi sekarang, cobalah untuk berpikir dari sudut pandang lain mengenai permasalahan hati yang kau hadapi..."
 "Dan tak kalah penting pula, cobalah untuk mencari tantangan baru 'di luar sana' yang akan menambah kapasitasmu demi menggapai kesuksesan yang kau impikan..."


"Terimakasih telah berbagi cerita denganku... ^_^"



to my 'sahabat'
from 'The Little Prince'

Monday, November 21, 2011

Secarik kertas dari kisah " Kelas 'Unik' "

     Sudah 3 semester aku berada dalam Kelas 'Unik'. Kelas yang memiliki banyak kisah di dalamnya. Banyak budaya dan berbagai macam karakter. Kelas yang terkadang menyenangkan, terkadang juga bisa menjadi sunyi bahkan menakutkan dengan sejuta konflik di dalamnya.
     Yaaa... Kelas 'Unik' itu adalah kelas 'PCA-10-03'. Kelas ini adalah pelabuhan pertama ketika aku memasuki dunia perkuliahan di Kampus Politeknik Telkom. Aku masih ingat, ketika awal masuk kelas ini. Aku bertemu dengan orang-orang 'hebat' dari keluarga terpandang. Perkenalan pun terlewatkan begitu saja selama seminggu awal perkuliahan. Awalnya kami masih enggan untuk berkomunikasi satu sama lain, yaa... kecuali yang sebelumnya memang sudah kenal ataupun yang terpaksa berkenalan untuk mendapatkan teman bicara.
     Kelas ini 'Unik'...  Aku masih ingat beberapa mata kuliah semester 1 yang ku lalui bersama kelas 'Unik' ini. Ketika menerima 'Pengantar Manajemen Bisnis' kelas kami sungguh luar biasa, karena di dalam kelas tercetus berbagai macam perusahaan besar seperti Hexatelecom, Kampung Ikan 88, CSC, Ice cool, dan Panca Mobil. Teman-teman lebih antusias ketika menerima pembelajaran yang atraktif dari pada model seminar. Kemudian ketika 'Algoritma dan Pemrograman' kelas ini sungguh luar biasa. Banyak ekspresi di dalam pembelajarannya. Ada yang dihukum untuk menutup pintu dari luar, ada yang keluar keringat dingin ketika presentasi, ada yang pusing setengah mati ketika membuat tugas besar, ada juga yang nge-fans dengan dosen pengajarnya... Hehehehe... Lucu kalo inget kejadian itu.
     Kemudian ketika semester 2 juga ga kalah 'Unik' kami sekelas mendapatkan pengajar 'Unik' juga... Hehehe... Kelas 'Unik' diajar oleh pengajar 'Unik'...  Di mata kuliah terkait dengan pengajar tadi, kami hanya melakukan presentasi di setiap pertemuan yang telah ditentukan, dan itupun bukan di kelas. So selama satu semester itu kami jarang sekali belajar dalam kelas. Pada mata kuliah itu kami diutus untuk membuat sebuah aplikasi akuntansi dan dirasa luar biasa. Bagaimana tidak?? kami harus menyelesaikan aplikasi itu beserta laporannya dalam waktu yang relatif singkat sedangkan kami belum menerima materi pembuatan aplikasi seperti yang diminta. Luar biasa, apalagi ketika mendekati batas akhir pengumpulan, tepatnya setelah UAS. Seharusnya masa-masa itu kami sudah berada di kampung halaman, namun kami masih survive disini untuk menyelesaikan tugas tersebut. Banyak yang pasrah, yang nangis, yang ketawa karena menganggap hal tersebut tidak lazim dan banyak ekspresi lainnya yang terjadi. Semester dua ini Alhamdulillah, interaksi di kelas ku sudah mulai meluas. Yaaa... Walaupun masih ada block disana-sini. Nah, pada semester 2 ini di kelasku terjadi konflik yang melibatkan antar block. Walaupun ga terlalu terekspose, tapi konflik ini mengubah atmosphere di kelas menjadi lebih suram... (dramatisasi ^_^) Yaaa, kami dari kelompok ber-gender laki-laki tidak bisa berbuat banyak, karna konflik yang terjadi adalah konflik di antara kaum hawa.
     Semester 3 menjadi sebuah pertanda bagus di kelas 'Unik' ini. Kenapa??? karna semester 3, block yang terjadi di kelasku sudah menyelesaikan sengketa permasalahan mereka. Sehingga suasana kelas pun menjadi lebih hidup dengan canda tawa dimana-mana tanpa adanya block yang sudah melanda di kelas ku ini. Alhamdulillah pula, akhirnya kelas ku melaksanakan proker yang telah lama tertunda. yaitu foto bareng.... Hahahahahaha... Luar Biasa 'Unik'....


Ini nih fotonya.... Hehehehehe...
Design by Jonas 'Studio Photo'

Design by Kicky Sparinga (my classmate)


Yaaaa... itulah secarik kertas dari kisah " Kelas 'Unik' ". Kalau pembaca tidak menganggap ini 'Unik'... It's okay... Masing-masing orang punya persepsi sendiri.

Aku berharap kelas ini akan selalu 'Unik'... selalu ada kebahagiaan dan kisah di dalamnya...
Ayoo teman-teman... kita buktikan kalau kelas
'Unik' ini bisa menjadi yang terbaik di Kampus Politeknik Telkom... Banzaiiii...

" Kebersamaan adalah sebuah nilai yang tak terhingga harganya... Kebersamaan menjadikan kita kuat dalam menjalani reliku kehidupan yang keras... Kebersamaan memunculkan keluarga-keluarga baru yang akan senantiasa mendampingi perjalanan hidup kita di masa depan... dan akan menjadi kisah yang indah untuk dikenang "

Sunday, November 20, 2011

Semangat dari 'My Little Motivator'

     Hari ini aku memutuskan untuk datang lebih awal dari jadwal rapat yang telah disepakati. Sebenernya sih iseng pengin lihat acara GEMAH (Gerakan Moral Asmaul Husna by Fosma 165 Politel) yang menurut kabar, acara itu adalah acara perlombaan untuk anak-anak kecil yang ada disekitar kampus Politel. Beberapa lomba dalam acara itu adalah lomba adzan, lomba kaligrafi dan lomba Asmaul Husna.
Saat itu aku merasa bukan keberuntunganku, karena aku datang terlalu siang so acaranya hampir usai. Namun, sembari menunggu rapat dimulai, aku mencoba menempatkan diri di lantai 1 dan duduk mengarah ke lobby (tempat pelaksanaan GEMAH). Dan disitulah aku memulai kisah ini.

     Aku menulis tentang kisah ini bukan karena acara GEMAH, bukan juga karena lomba-lomba yang dihadirkan. Aku menulis kisah ini karena kebahagiaan dan antusias anak-anak kecil yang terpancar dari wajah lugu mereka. Tawa, celoteh dan tingkah mereka mengingatkanku pada adik kandungku yang ada di kampung halaman sana. Adikku yang kini sendirian tanpa kakaknya yang selalu menjadi panutannya, adikku yang sangat 'dekat' denganku kini terpisah jarak dan waktu denganku. Selain itu juga mengingatkanku pada kisah-kisah pengajar muda yang tergabung dalam 'Indonesia Mengajar' .
Kehidupan anak-anak kecil memang sungguh indah, tanpa noda di 'rajutan' kisah perjalanan hidupnya. Ingin rasanya aku berkumpul bersama mereka dan berbagi kebahagiaan yang mungkin dulu tidak aku dapatkan secara penuh semasa aku kecil. Sungguh ku ingin meneteskan air mata, karena terlalu bahagia melihat anak-anak kecil yang sungguh lucu dan ceria.

Yaa Allah, ridhoilah langkah kaki kecil mereka... langkah kaki kecil adikku...
Berikanlah petunjuk kepada mereka agar menjadi pemimpin dan penerus bangsa yang luar biasa...
Lindungilah mereka... di setiap perjalan hidup mereka...
Yaa Allah, berikanlah kesempatan kepadaku untuk dapat bergabung dan berbagi dalam kehidupan mereka...
'Bahagia', hanya itulah kata yang bisa ku ucapkan...
Semangat adik-adik kecilku... Terus berjuang untuk meraih mimpi-mimpimu nak...

Buat adikku, Tegar Titis Dwi Rafi Al-Aziz (panggilan : Afi) nan jauh disana...
Tetap semangat fi... Kakak tau, kehidupan ini berat untuk kau arungi...
Sejuta kisah telah kita lalui bersama selama 7 tahun...
Tapi ingatlah... Afi ga sendirian, masih ada kakak disini yang terus berjuang untuk menjadi tauladan yang baik buat Afi...
Ayoo... Kita berjuang bersama untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita berdua mampu mengukir pelangi yang indah dalam hidup kita...
Tunggu kakak pulang fi...
Percayalah, suatu saat kebahagiaan akan menghampirimu, menghampiri kita berdua...




Catatan kecil 'The Little Prince'
dalam kisah " Semangat dari 'My Little Motivator' "