Tuesday, December 20, 2011

Kembali ke tanah rantau...

Pukul 02.02 WIB aku menginjakkan kaki di tanah rantau dimana aku menempa diri. Hanya sekitar 5 jam saja, dari kampung halamanku.

Setelah sekitar 5 jam aku menempuh perjalanan menggunakan travel. Akhirnya aku pun tiba di Bandung, kota dimana aku berniat mencari ilmu dan pengalaman baru sebagai bekal menjalani hidup kelak serta menggapai mimpi-mimpiku. Setibanya disini, aku segera mengirimkan kabar via sms kepada keluargaku di rumah. Seperti biasanya, ayahku yang membalas dan mungkin di pagi hari nanti ibuku akan menyusul membalas sms dariku. Aku pun teringat sebuah kebiasaanku ketika sebelum meninggalkan kota kelahiranku. Sebuah kebiasaan mengirimkan sms perpisahan kepada ayah dan ibuku. Rasanya belum puas ketika aku pergi meninggalkan kota kelahiranku tanpa berpamitan melalui sms setelah sebelumnya ketika akan keluar rumah berpamitan kepada semuanya dengan mencium tangan ayah, ibu, kakek dan nenek serta cium tangan dari adikku. Sungguh beribu kasih sayang ku rasakan dalam keluarga ini. Berat rasanya harus meninggalkan keluarga kecil ini, namun apa daya... aku pun harus kembali ke tanah rantau. Kembali ke cerita pamitan via sms tadi. Setelah aku mengirimkan sms tersebut, seperti biasanya pula ayah dan ibuku membalas dengan kata-kata yang tak pernah ketinggalan :
" Ya, ati-ati yaaa... Mamah/Papah juga sayang kalih Reza (red : nama kecil)... Sampun dados kewajibanipun Mamah/Papah kangge fasilitasi Reza. Mamah/Papah selalu berdoa mugi-mugi Reza diparingi kesehatan, kelancaran kalih petunjuk. Mugi-mugi punapa ingkang dados kepenginan Reza saged dikabul dateng Gusti Allah. "
 "(terjemahan) Ya, hati-hati yaaa... Mamah/Papah juga sayang Reza... Sudah menjadi kewajiban Mamah/Papah untuk memfasilitasi Reza. Mamah/Papah selalu berdoa mudah-mudahan Reza diberi kesehatan, kelancaran dan petunjuk. Mudah-mudahan apa yang menjadi keinginan Reza bisa dikabulkan oleh Allah SWT. "
 Begitulah ayah dan ibuku. Sungguh tiada kata yang indah, yang mampu menggambarkan sosok keduanya. Hanya sebuah rangkaian kesuskesan yang mungkin bisa aku jadikan sebuah hadiah untuk ayah dan ibuku.
Pembaca, bersyukurlah kita dilahirkan dalam sebuah keluarga yang dibangun oleh orang tua kita. Bersyukurlah tiada orang tua yang ingin menjerumuskan anak-anaknya. Sebuah kewajiban bagi seorang anak untuk memberikan kebahagiaan dengan sebuah pengabdian dan pengorbanan. Raihlah mimpi-mimpimu dan jadilah orang-orang sukses yang mampu membuat kedua orang tua kita tersenyum. Tersenyum bangga melihat anak-anaknya berdiri kokoh di puncak dunia dengan segala penghormatan yang dengan tulus diberikan kepada kedua orang tuanya. Sehingga orang tua kita mampu berteriak dengan gembira, " Itu anakku, anakku yang sungguh berbakti kepadaku, anakku yang sungguh menjadi anak santun, anakku yang kini dengan kesuksesannya akan memberikan cahaya bagi orang-orang disekitarnya, anakku yang tak akan lupa dengan Penciptanya, anakku yang senantiasa ku relakan nyawaku demi menjaganya, anakku yang tak akan pernah ku lupakan tangisan, tawa dan kenalakan serta kebaikannya sampai kapanpun... Itulah anakku... "
 Pasti akan datang saat-saat seperti itu... Percayalah...


-' The Little Prince '-
@ Sukapura, Dayeuhkolot, Bandung

No comments:

Post a Comment